Selasa, 23 Mei 2017

pengertian pandangan hidup dan budaya

pengertian pandangan hidup dan budaya

Pada hakekatnya pandangan hidup manusia atau sesuatu kelompok masyarakat senantiasa mencerminkan budaya yang menjadi warisan sosial dari masyarakat bersangkutan. Selain itu, cerminan budaya yang menghasilkan sejumlah produk budaya yang tampil dalam bentuk berbagai hasil budaya {material dan non material} pada dasarnya hal itu merupakan perwujudan ddari keterpaduan antara pandangan hidup dengan budaya masyarakat tersebut.

Seperti halnya dikalangkan masyarakat indonesia khususnya yang beragama islam keterpaduan antara pandangan hidup dengan budaynya tampil jelas dalam saimbol-simbol yang menjadi lambang pada pelaksanaan berbagai upacara adat. Fungsi simbol-simbol tersebut antara lain mewakili konsepsi-konsepsi dan idea-idea tentang hakekat pandangan hidup yang terkandung di dalam syariat agama yang dianutnya.

Lain halnya bila ditelaah keterpaduan antara pandangan hidup dengan budaya yang dimiliki oleh masyarakat barat seperti terungkap dalam pendapatnya mislon dalam {1964} bahwa: " life is more important than scripture or dogma {hidup ini lebih penting daripada apa yang dijelaskan dalam ajaran kitab suci ataupun dalam dogma}".

Dalam pendapat tersebut yang lebih penting ditekankan adalah hidup. Tentang bagaimana cara untuk hidup yang layak, ia tercela, harmonis, dan sebagainya tak perlu dipikirkan. Lebih-lebih yang menyangkut masalah agama, keyakinan, kepercayaan dan keimanan.

Reaksi dari pandangan hidup seperti itu terjadilah involusi budaya yang berorientasi kepada serba kebebasan, serba ketidakaturan sehingga menimbulkan pergeseran nilai-nilai normatif dalam kehidupan yang layak. Akibatnya, bukan merupakan suatu perbuatan aib bila terjadi bunuh diri massal di San Diego Amerika Serikat pada tahun 1998 juga merupakan hal yang biasa perilaku kelompok "gay" dan "lesbian" memprotes agar tindakan mereka disahkan oleh undang-undang. Di Rusia sebelum tumbangnya kekuatan komunis, kebebasan hubungan seks dibolehkan, namun dilarang keras melakukan abortus. Tujuannya bukan berkaitan dengan agama atau keyakinan melaikan akan mengurangi jumlah  pertumbuhan penduduk yang dipersiapkan untuk bela ideologi.

Di prancis tempat tercetsunya teori "kegilaan", perilaku dan tindakan yang dianggap oleh pemikiran normal bahwa hal itu tidak di anggap oleh pemikiran normal bahwa hal itu tidak normal atau tidak wajar, bagi penganut teori tersebut mengannggap normal atau wajar saja. justru yang lebih menarik lagi adalah kasus dukum AS, yang membantai lebih dari 40 dilakukan untuk menambah kekuatan ilmu yang digelutinya dengan menghirup air liur wanita yang telah mati dan sebelumnya telah AS perkosa.

sindikat dalam bentuk jual beli bayi, obat-obat terlarang, penyelundupan senjata, pembajakan informasi tentang rahasia negara, pertentangan suku, ras, dan agama, pernyataan penguasa atau petinggi terkesan kontroversial, termasuk beragam macam tindak kriminal sampai kepada tindakan membakar manusia dengan hidup-hidup karena dituduh mencuri, semuanya terpaut erat dengan konteks pandangan hidup dan budaya.

Kasus-kasus yang disebutkan sebagai suatu rangkaian fenomena sosial  dalam bentuk "permissivenes" dimana segala tindakan dan tingkah laku tidak wajar yang di perangkan atau di tampilkan tidak wajar dalam segala hal. maredith dalam rasyid (1983) menggambarkan fenomena sosial sebagai "curse of westrn society atau kutukan terhadap kalangan masyarakat barat", Seperti di jelaskan bahwa para pelaku dalam kasus-kasus itu tidak lagi mengakui adanya kebenaran abadi (eternal truth). hal demikian dapat dikaji dalam "permissive psychology" yang menjelaskan bahwa "there is no eternal truth, there can be no way knowing fixed standard by which we can judge any issue, no way knowing  what is right  or wrong, and certainly no god to look for to guidance" 
Artinya: "Tidak ada keberatan abadi, tidak ukuran yang pasti untuk mengadili sesuatu, tidak ada jalan untuk mengetahui apa-apa yang benar dan salah, dan tentunya tidak ada Tuhan yang bisa memimpin".

Pendapat di atas menggambarkan serangkaian peristiwa dimana manusia telah kehilangan pijakan sehingga kekaburan menyelimuti hati nurani paling dalam. dikaitkan dengan pandangan  hidup dnabudaya nampak jelas bahwa hakekatnya memiliki pandangan hidup dan budaya nampak jelas bahwa pemeran dalam berbagai kasus yang disebutkan pada hakekatnya memiliki pandangan hidup. Namun dalam hal menentukan dan menetapkan pandangan hidup amat dipengaruhi oleh faktor dari dalam yaitu kemantangan atau kedewasaan. Sementara faktor dari luar yang terkait erat dengan kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merubah segala kondisi kehidupan termasuk cara berpikir dalam menerima perubahaan plus menentukan dan menetapkan pandangan hidup.

Akibat belum menatapnya kedewasaan mencapai puncak kematangan, makan cara berpikir untuk menerima perubahan berpengaruh terhadap kemampuan menetukan dan menetapkan pandangan hidup. Sebagai reaksi dari keadaan yang dilukiskan pada akhirnya terjadilah berbagai kasus seperti disebutkan.

Dilain  pihak, kurang mendukung pemahaman dan pendalaman terhadap agama yang yang dianut merupakan juga salah faktor yang menyebabkan terjadinya  kasus-kasus itu. jika dikaitkan dengan budaya, maka pada hakekatnya secara universal budaya yang menghasilkan kebudayaan merupakan perwujudan dari aktivitas tingkah laku manusia baik yang teraga maupun yang tidak teraga.

Dalam hubungannya dengna kasus-kasus tersebut di atas, adalah merupakan aktivitas tingkah laku manusia yang menjadi bagian dari sisi kebudayaan. namun demikian didalam pola budaya yang menghasilkan kebudayaan itu tercakup pula nilai-nilai,norma,hukum,berbagai keharusan normatif, larangna sanksi dan unsur-unsur lainnya. oleh sebab itu, fenomena sosial yang tampil dalam berbagai kasus yang disebutkan, bukan merupakan anasir keebudayaan didalam pengertian esensial, melainkan hanya sebagai refleksi dari tingkah laku teraga yang mengalami penyimpangan. alasannya karena tidak mewakili tingkah laku seluruh anggota masyarakat.

Dari uraian-uraian yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pandangan hidup dan budaya harus terjalin harmonis. walaupun pandangan hidup wujudnya berada konteks  abstraktif konseptual, namun sangat berpengaruh terhadap karakteristik budaya sekelompok masyarakat. demikian halnya dengan budaya sekelompok masyarakat. demikian halnya dengan budaya yang  lebih menonjolkan aspek fisik material, seyogyanya harus serasi dengan pandangan hidup, maka konsekuensinya dapat dipahami dalam pernyataannya maredith tersebut diatas.

Disisi lain, keterkaitan padangan hidup dengan budaya bukan dimaksudkan bahwa budaya. yang berkembang pesat didukung oleh dinamika kepesatan perkembangan nalar dan wawasan serta pemikiran yang menghasilkan sejumlah produk teknologi canggih harus takluk kepada pandangan hidup yang sifatnya abstrak konseptual itu. akan tetapi dalam hal tersebut yang lebih diutamakan adalah konstalasi budaya tetap berpijak pada lingkup pola pandangan hidup, sehingga tidak terjadi inflasi pembudayaan yang berakhir pada pembenaran secara radikal terhadap semua cara yang di anggap sebagai resultasi kebudayaan.

Minggu, 07 Mei 2017

Pengertian sikap hidup

pengertian sikap hidup

pada hakekatnya dalam kehidupan  manusia yang tak abadi itu selalu diperhadapkan dengan berbagai tantangan. tantangan yang paling hebat adalah menentukan sikap hidup. dalam lingkup inilah manusia bertarung dengan segala day dan kemampuannya untuk memilih, menentukan, dan menetapkan wujud sikap hidup yang bagaimanakah yang sesuai dengan lingkungan keluarga, masyarakat serta lingkungan alam kitarannya?.

apabila dalam memilih, menentukan dan menetapkan sikap hidup lebih didominasi oleh sifat merajai, mengeksploitir serta menempatkan sesuatu serba subyektif, maka manusia akan terjerumus ke dalam lingkup kehidupan mendewakan benda. dalam hal ini cenderung ditentukan oleh kemampuan memburu segala bentuk dan cara memenuhi kebutuhan material. akibatnya adalah:

  • hubungan dengan lingkungan keluarga mengalami ketidakharmonisan. niscaya akan terjadi penggunjingan, cela-mencela dan sebagainya.
  • dari sisi lingkungan masyarakat, mudah mengundang tafsiran negatif, juga tak menutup kemungkinan terjadi penyimpangan dan pengurusan milik orang lain, dan sebagainya.
  • dari sisi lingkungan alam kitarannya, pasti akan terkuras habis aneka ragam kekayaan alam dijadikan bahan komoditi. tujuannya untuk memenuhi segala kebutuhan yang tak pernah terpuaskan.
  • selanjutnya jika memilih, menentukan dan menetapkan sikap hidup serba menyerah, mengalah, menerima apa yang ada tanpa usaha, akibatnya terjerat ke dalam lingkup sikap hidup vatalistis. dalam hal ini nilai-nilai kehidupan cenderung menjurus kearah ketidakpedulian terhadap segala suatu. baik lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan kitarannya. dalam hal keyakinan, sikap hidup seperti disebutkan di atas mudah mengundang sikap fanatik dogmatis. dari segi relasi sosial, akan menimbulkan akibat:
  1. hubungan dengan lingkungan keluarga dimungkingkan mengalami ketidakserasian disebabkan kyakinan dan pandangan hidup manusia yang berbeda-beda.
  2. interaksi sosila dalam kehidupan bermasyarakat terkadang menghadapi hambatan, karena selain keyakinan dan pandangan hidup berbeda, dilain pihak yang tidak sekeyakinan dianggap sebagai peembangkang atau penentang.
  3. tentang lingkungan alam dan kitarannya di tempatkan sebagai wahana percaturan modus irrasional serba misteius, serta metafisis supra natural religionsis. peemanfaatan potensi alam dan kitarannya secara berketepatan guna menunjang kehidupan kurang trsentuh. hal demikian akan mendorong  k arah hadirnya sosok manusia menjadi pragmatisi yang kurang varians.

    apabila meemilih menentukan dan menetapkan sikap hidup yang tidak merajai, juga tidak menyerah tanpa usaha, maka sikap demikian itulah yang tepat dan patut diunggulkan keandalannya. jika diperhadapkan dengan lingkungan keluarga niscaya akan terbina hubungan kekerabatan yang harmonis, sikap tenggang rasa dan saling menghargai sekaligus meenghindari konflik antar sesama anggota keluarga. jika diperhadapkan dengan lingkungan masyarakat dapat dijadikan sebagai tokoh panutan dalam status sosial yang selalu mempeerhatikan kemaslahatan warga dan seluruh anggota masyarakat. dapat berperan sebagai penengah guna mengatasi berbagai konflik yang terjadi di antara sesama anggota masyarakat. dan jika diperhadapkan dengan lingkungan alam dan kitarannya dapat saja berperan sebagai pemrakarsa di bidang penataan lingkungan. sangat berhati-hati dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia. bahkan akan mampu berinisiatif dalam hal yang berkaitan dengan terpeliharanya serta tidak terputusnya hubungan antara makhluk dengan lingkungan alam kitarannya yang saling membutuhkan.
 Jika sikap hidup yang disebutkan terakhir ini senantiasa diamalkan oleh setiap manusia, maka dimungkinkan tak akan terjadi tindakan saling mengeksplortir dalam segala bentuk dan tujuannya. baik antara sesamanya, maupun terhadap lingkungan alam dan kitarannya.





tolong di komentar




Sabtu, 06 Mei 2017

Pengertian kebajikan

pengertian kebajikan



asal kata "bajik", yang berarti baik. kata "kebajikan" merupakan hasil dari berbuat bajik {baik}. kebajikan sangat berkenaan dengan peran tingkah laku dan perbuatan. dengan demikian kata lain daripada kebajikan itu sifatnya dinamis, tidak pasif atau hanya menunggu pasrah tanpa usaha.

selain itu, di dalamnya {dalam kebajikan} terkandung unsur gatra gerak dan bertujuan. adanya unsur gatra gerak di dalam kebajikan, maka sasaran dinamika gerak yang direpresentir adalah peran tingkah laku dan perbuatan harus tertuju kepada:

A. pengabdian yang tulus ikhlas tanpa pamrih dan dilandasi oleh kesadaran menghayati rasa manusiawi. bentuk pengbdian mencerminkan sikap tolong menolong sebagai suatu keharusan solidaritas sosial.

B. kemampuan mengaktualisasikan tingkah laku dan perbuatan yang baik melalui hubungan sosial di dalam interaksi antar sesama sangat ditentukan oleh sejauhmana peran tingkah laku dan perbuatan itu dapat diterima sebagai sesuatu yang layak, tidak tercela.

C. usaha meningkatkan jalinan hubungan antar sesama berasaskan penilaian yang esensial saling menguntungkan, yaitu selain tidak merugukan diri sendiri, juga tidak merugikan orang lain. disamping tidak menimbulkan konflik dilain pihak, tidak pula mengorbankan orang lain.

apabila di dalam kebajikan itu sasaran dinamika gerak yang diperankan oleh tingkah laku dan perbuatan mempunyai tujuan, maka yang dituju adalah:
  1. tingkah laku dan perilaku yang terpuji, tidak membeda-bedakan, juga tidak pilih kasih. mengutamakan yang memerlukan bantuan atau pertolongan tanpa memikirkan imbalan yang di berikan. memupuk toleransi dalam upaya tolong menolong di dalam segala aktivitas yang baik dan saling memperbaiki.
  2. menghindariperan tingkah laku dan perbuatan yang bersifat semu, serta bersikap pura-pura {faccinated}. alasannya mudah mengundang kemunafikan, tidak berpendirian, tak dapat dipercaya, mudah terpengaruh.
  3. harus berusaha meningkatkan terbinanya akhlakul kharimah sejak dini sampai dewas. intinya terletak pada lingkungan keluarga yang berperan sebagai pendidik utama. tingkah laku dan perbuatan terpuji tidak perlu dipuji. karena yang menilai baik atau tidaknya tingkah laku dan perbuatan-perbuatan itu adalah masyarakat.
bertolak dari pembahasan seperti dipaparkan, konsepsi tentang kebajikan menurut pandangan islam khususnya menurut kasim {1986:155} sebagai berikut:

pola hidup muslim berbuat kebajikan yaitu berbuat baik kepada manusia. pengertian berbuat baik ini banyak sekali. kita harapkan setiap tarikan napas dari muslim ini akan merupakan kebaikan baginya. lapangan untuk berbuat baik ini akan berbeda antara pengertian manusia dengan Allah SWT. sebab kadang-kadang ada sesuatu yang kita katakan baik, namun untuk Allah SWT hal tersebut jelek . dalam bertolong-tolongan saja sudah jelas kita menolong seseorang kawan kita dianggap itu baik, tetapi Allah SWT sudah membedakan "bertolong-tolongan dan bergotong-royong" boleh tapi dalam masalah takwa kebaikan, namun jangan dalam masalah kedosaan dan persengketaan".

pada hakekatnya berbuat baik kebajikan itu intinya adalah  bernilai takwa, juga bernilai ibadah, sekaligus di dalamnya mengandung amal yang memperlancar hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia.



tolong komentar nya :

Apa pengertian cita-cita

pengertian cita-cita

antara cita-cita dan pandangan hidup tak dapat dipisahkan. karena di dalam pandangan hidup seseorang, pasti terkandung cita-cita yang akan dicapainya. tercapai atau tidaknya cita-cita seseorang tersebut bukan berarti ia tidak memiliki pandangan hidup.

jika cita-cita tidak tercapai, terimalah itu sebagai suatu ketentuan yang telah digariskan. sebaliknya, bilamana cita-cita tercapai, abdikan dengan tulus dan ikhlas hasil dari cita-cita yang telah dicapai itu kepada sesam. nilai cita-cita, terletak pada keluhuran pengabdian kepada sesama setelah hasil dari apa yang dicita-citakan itu dirasakan, dinikmati manfaatnya dan sangat bermanfaat bagi siapa saja.

untuk mencapai cita-cita yang luhur dan mulia, selalu berkaitan dengan pengorbanan. berhasil dalam mencapai cita-cita berarti pengorbanan tidak sia-sia. itulah sebabnya di dalam lingkup pandangan hidup amat diperlukan:

  • keteguhan dalam pandangan hidup berlandaskan pada sesuai dengan landasan keyakinan beragama, khususnya agama islam. karena di dalamnya dianjurkan tiga motif yaitu sabar, tawakal, dan ikhlas bagi setiap muslim. motif-motif inilah berfungsi sebagai pendorong untuk mencapai cita-cita yang luhur dan mulia.
  • keteguhan dalam pandangan hidup berlandaskan pada ajaran islam senantiasa mendorong setiap muslim khususnya agar selalu berusaha mencegah tumbuh suburnya virus penyakit hati. ketiga jenis penyakit ini terdiri "iri, dengki, dan riyadh". iri {iri hati} menyebabkan cita-cita pasti akan gagal. dengki akan mengurangi harmonisnya interaksi sosial. juga akan menghambat pencapaian cita-cita. riyadh dapat saja lupa daratan, sekaligus mengundang sifat sombong, sehingga pada akhirnya hasil dari cita-cita yang dicapai tak bermanfaaat bagi sesama.
  •  keteguhan dalam berpijak pada pandangan hidup yang ditopang oleh cita-cita yang luhur dan mulia niscaya tak akan goyah apabila tidak tercapai apa yang dicita-citakan. oleh karena itu, pandangan hidup yang menjadi tempat berpijak seyogyanya harus bersumber dari sendi-sendi agama {islam} pada khususnya. di sinilah tempatnya untuk mengobati ketiga jenis penyakit hati yang sering dibarengi dengan sifat dendam, putus asa, takabur, super ego, dan sebagainya.
pada hakekatnya cita-cita itu selalu berorientasi ke masa depan. seperti dinyatakan oleh mutahhari {1982:138} bahwa: "manusia membawa serta dalam dirinya suatu peran yang lebih efektif dan luas, sehingga secara spontan mereka dapat mewujudkan nasib mereka sendiri". peran ini dilakukan secara sadar dan melalui kehendak bebasnya; artinya, manusia dapat menentukan masa depannya atas dasar pengetahuan mereka tentang diri, pengetahuan tentang kehidupan di sekeliling mereka, dan berdasarkan intelek serta pemeliharan diri secara baik. statemen tersebut memperjelas kedudukan manusia yang hakiki karena kelebihannya memiliki pengetahuan, utamanya dalam menentukan masa depannya, berperan mewujudkan nasibnya, dan berusaha untuk mencapai cita-citanya.

hal demikian menunjukkan bahwa hubungan antara nasib, masa depan, dan cita-cita merupakan suatu jalinan yang saling berkaitan dalam siklus kehidupan manusia. jalinan ketiga komponen tersebut senantiasa menjadi tanggung jawab setiap manusia. sebagai realisasinya tanggung jawab setiap manusia terhadap ketiga komponen itu dapat dipahami dengan jelas bahwa: tuhan tak akan merubah nasib sesuatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang akan merubahnya. masa depan setiap manusia berada pada kemampuannya untuk merubah nasibnya sendiri.

  • mencapai cita-cita berarti merubah nasib menuju masa depan yang lebih baik.
  • dengan demikian jalinan keterkaitan antara ketiga komponen seperti disebutkan memperteguh landasan berpijak di dalam pandangan hidup. sebaliknya, jika cita-cita tidak tercapai, bukan berarti harus memilih sikap apatis tanpa usaha lain, berserah diri dan besikap vitalis. hal seperti itu mudah mengundang peran tingkah laku ke arah perbuatan negatif dan tercela. mencegah keadaan yang dipaparkan, tugas utama yang harus ditempuh antara lain berdoa, bekerja, dan berusaha sebatas kemampuan serta atas ridha-Nya.
pewujudan cita-cita yang dibarengi doa, bekerja dan berusaha merupakan realisasi keharusan manusia bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat, juga kepada Tuhan yang maha esa. tanggung jawab yang dimaksud bertujuan untuk meredam gejolak tantangan yang timbul sebagai reaksi dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

kebisaan yang berlaku dikalangan keluarga dan di masyarakat antara lain:
  • apabila telah tercapai cita-cita, biasanya pengkuan sebagai anggota keluarga dalam hubungan kekerabatan dari pihak ayah atau pihak ibu, kenalan, famili jauh, kesemuanya mengaku bahwa yang berhasil dalam mencapai cita-citanya itu adalah keluarga dekat sekali.
  • sebaliknya, jika belum tercapai cita-cita atau cita-cita tidak tercapai, biasanya pengakuan sebagai anggota keluarga kadang dilontarkan. hal demikian merupakan refleksi dari perasaan malu atau merasa terciprat oleh kegagalan sekaligus dipermalukan karena yang diandalkan mengangkat nama dan prestise keluarga untuk mencapai cita-cita ternyata tidak berhasil.
melalui doa, bekerja dan berusaha sebatas kempuam, niscaya akan dipetik hasilnya berupa tercapainya cita-cita di dalamnya terkandung berkah dan hikma. bekerja, berusaha sebatas kemampuan dan terus menerus dibarengi dengan doa kepada-Nya, namun mengalami kegagalan untuk mencapai cita-cita, pasti dibalik itu terkandung hikma yang tak terpikirkan dan tak termaknai. situasi seperti itulah yang memperteguh kukuhnya pandangan hidup bahwa segala sesuatu yang riil dan tidak riil maha pengaturnya adalah
Allah SWT semata.





tolong di komentar :





Jumat, 05 Mei 2017

Pengertian dan Sumber pandangan Hidup

apa itu pengertian dan sumber pandangan hidup

dalam pengertian sederhana, pandangan hidup diartikan sebagai pedoman hidup, berfungsi menutun setiap yang menganut isi dai pedoman hidup, berfungsi menutun setiap yang menganut isi dari pedoman hidup itu kejalan yang sesuai dengan isi pedoman hidup itu sendiri. dengan demikian pandangan hidup merupakan penunjuk jalan {kompas} atau pedoman yang  mengiring penganut pandangan hidup itu agar menaati dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai serta bertentangan dengan isi ide-ide, atau ajaran, dogma yang tersimpul di dalam pandangan hidup tersebut.

  1.pengertian dan sumber pandangan hidup 

sepanjang sejarah kehadiran manusia tercatat bahwa tidak semua pandangan hidup mutlak kebenarannya. bahkan dengan alasan tertentu sering terjadi peristiwa pembelotan dari satu pandangan hidup ke pandangan hidup yang lain. mutlaknya kebenaran di dalam suatu pandangan hidup, memiliki beberapa persyaratan, sebagai berikut:

  1. Rasional dan tidak bertentangan dengan hati nurani penganutnya, sekaligus membuka jalan ke arah pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan.
  2. Tidak merupakan doktrim yang mati dan tidak pula mengandung unsur-unsur yang mengkotak-kotakan para penganutnya.
  3. Memuat sejumlah nilai dan norma serta aturan-aturan yang benar-benar memaslahatkan seluruh penganutnya.
  4. Mampu menyatakan dengan jelas dan gamblang tentang batas antara yang dilarang dan yang diharuskan, atau antara yang halal dan yang haram.
  5. Mampu mengatur keselarasan hubungan vertikal dengan maha khalik dan hubungan horizontal dengan sesama manusia pada umumnya.
  6. Bukan bersumber dari hasil renungan, kupasan falsafah, ideologi dan paham-paham yang menyesatkan.
  7. Memancarkan ajaran hidup yang tidak mementingkan kehidupan duniawi, juga ajaran hidup yang hanya melulu mengejar kehidupan akhirat saja.
  8. Memiliki pedoman dalam bentuk kitab suci yang isinya bersumber dari wahyu Ilahi benar-benar akurat, tak lekang  oleh waktu, berfungsi mengatur tatanan kehidupan semua makhluk dari awal penciptaan sampai akhir zaman, serta tak ada keraguan di dalam isinya.  
hakekat dari pengertian pandangan hidup, tidaklah dimaksudkan bahwa setiap, insan yang memiliki pandangan hidup  harus menempati posisi sebagai "The creator all values" atau manusia adalah pencipta nilai-nilai". Anggapan seperti itu niscaya akan mengiring manusia ke arah keitaktenangan dalam hidup. Di samping itu, jika manusia berada pada posisi sebagai pencipta nilai-nilai, maka memungkinkan akan terjadi benturan hati nurani, akan terjadi pemaksaan, dan akan terjadi sikap antipati yang memunculkan sikap pro dan kontra.

contoh yang jelas, anggota kelompok dari suatu lembaga resmi menyatakan bahwa sesuatu itu hara!, disisi lain, individu yang mengatasnamakan sebagai penguasa menyatakan bahwa halal!. Akibatnya sebagaian dari anggota masyarakat menjadi terombang-ambing, kehilangan kepercayaan diri, involusi kepercayaan terhadap penentu kebijakan, dan pada akhirnya masyarakat  terpecah-pecah.

inilah salah satu hasil dari konsepsi yang menempatkan manusia berada pada posisi sebagai pencipta nilai-nilai. dalam pengertian pandangan hidup, nilai-nilai  yang menjadi landasan dasar cara berpikir harus bersumber dari pandangan hidup yang berisi kebenaran mutlak dan terikat oleh beberapa persyaratan seperti disebutkan di atas. itulah nilai-nilai yang esensial, nilai-nilai abadi, tak diragukan dan tak dapat diingkari. bahkan ekspresi nilai-nilai tersebut dapat meredam gejolak ketidakstabilan hidup dalam pembudayaan manusia melalui berbagai hasil aktivitasnya berkehidupan.

di dalam konteks kehidupan manusia, arti pandangan hidup sangat menentukan. baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat. namun demikian pandangan hidup yang menjadi tumpuan untuk hidup bukanlah merupakan hasil pendapat dan kemauan masyarakat. dalam hal ini hakekat dari arti pandangan hidup harus terbebas dari kontaminasi metabolisme berbagai konsepsi dan ide-ide yang akan menjerat manusia ke arah kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri. fenomena tersebut dilukiskan oleh Paul Tillich dalam Al-Attas {1981} menyatakan sebagai berikut: "kekacauan spiritual yang menimpa masyarakat berkebudayaan barat dewasa ini berpangkal dari terlepasnya masyarakat itu dari arti dan pandangan hidup, maka hilang pulalah kepribadian mereka serta kehidupan masyarakatnya. di sadari atau pun tidak, mereka telah menjadikan kehidupan ekonomi dengan segala kaitan pengaruhnya sebagai ukuran spiritual mereka. akibatnya mereka diantarkan kepada satu situasi kecemasan, kegelisahan, diserang oleh perasaan sepi dan merasa ditinggalkan. pada akhirnya mereka kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan menderita kehampaan rohaniah".

mengatasi keadaan yang dikemukakan di atas, berbagai cara dapat ditempuh dengan memberi arti maknawi di dalam pengertian pandangan hidup itu sendiri. arti maknawi yang dimaksud mencakup:
  •  usaha meningkatkan kualitas hubungan sosial vertikal yang sangat menentukan kualitas hubungan sosial horizontal. dalam hal ini terbinanya kebaikan antar sesama manusia bersumber dan harus didasarkan atas motivasi keyakinan terhadap yang maha khalik. kualitas hubungan sosial vertikal sangat ditentukan oleh kemampuan sesama manusia untuk "beramar makruf nahi mungkar".
  • usaha meningkatkan kualitas kesadaran di dalam meyakini mutlaknya kebenaran yang maha khalik dari segala maha. dengan demikian sekaligus kesadaran berketuhanan sekaligus melaksanakan perintah dan menjahui larangan-Nya, sangat menentukan kualitas kesadaran berkemanusiaan. prinsip tersebut merupakan pola dasar dan nilai dasar di dalam menjalin hubungan antar sesama manusia khususnya.
  • usaha meningkatkan kesejahteraan rohani dan kebahagiaan pribadi manusia yang hakiki sangat ditentukan oleh kesadaran dalam menghayati cinta kepada yang maha khalik, dan hasrat luhurnya manusia mencitai yang maha khalik. seluruh kesadaran manusia dalam meningkatkan kesejahteraan rohani dan kebahagiaan pribadinya adalah tercermin dalam kepribadian dan tindakannya, amal dan kebajikannya.
ringkasnya, dalam memberi arti maknawi terhadap pengertian pandangan hidup, sebaiknya setiap manusia harus beusaha terus menerus membina kesejahteraan rohani dan kebhagiaan pribadinya. persyaratannya ditentukan oleh peningkatan kualitas manusiawi yang berazaskan pada keselarasan dan ketekunan di dalam merealisasikan tugas pengabdian dan amal kebajikan kepada-Nya, juga kepada sesama manusia.

2. sumber pandangan hidup

dalam uraian terdahulu telah dipaparkan bebrapa dari sumber pandangan hidup. untuk melengkapi isi pembahasan pada sub topik ini dikemukakanlah pandangan hidup yang bersumber dari adat istiadat, tradisi dan kebiasaan. umumnya, dikalangkan masyarakat perihal adat istiadat, tradisi dan kebiasaan masih melekat bahkan memberi corak tersendiri terhadap pandangan hidup masyarakat itu sendiri.

salah satu ciri dari pandangan hidup suatu kelompok masyarakat yang bersumber sekaligus terikat oleh ikatan tradisi dan kebiasaan serta adat istiadat antara lain mitos dan hal-hal yang bersifat sakral. urgensinya nampak jelas dalam kehidupan masyarakat yang lebih menekankan pada aspek-aspek berupa keharusan normatif, tabu atau larangan, dan sanksi-sanksi. intinya berkisar pada dua dimensi, yaitu yang dilarang dan yang diharuskan oleh adat istiadat. konsekuensi kultural terhadap sumber pandangan hidup tersebut menjadikan masyarakat nampaknya atau seolah-olah terbagi dalam kelompok yang mempertahankan hal-hal yang diharuskan dan dilarang atau tidak sesuai dengan adat istiadat, berhadapan dengan kelompok yang tidak menginginkan ketatnya ikatan tradisi dan kebiasaan serta adat istiadat dalam berbagai aspek kehidupan. namun demikian keterbagian masyarakat seperti disebutkan tidak menimbulkan benturan sosial yang berisiko tinggi.

dalam tuntunan sejarah peradaban manusia, pandangan hidup yang bersumber dari ikatan tradisi dan kebiasaan yang menjadi salah satu sub aspek di dalam pola adat istiadat, mengalami tahapan-tahapan peningkatan berdasarkan perkembangan peradaban manusia. berpijak pada berbagai keharusan normatif, tabu atau larangan, serta sanksi yang menjadi unsur penguat dari tumbuhanya tradisi dan kebiasaan yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat, hal demikian merupakan suatu rangkaian sistem pengaturan dalam penataan peran tingkah laku dan tata kelakuan agar setiap anggota masyarakat selalu menaati eksistensi dari unsur-unsur yang di sebutkan.

melalui mekanisme kultural, unsur-unsur tersebut di posisi nasionalisasikan sebagai sesuatu yang sangat bermakna di dalam kehidupan masyarakat. itulah sebabnya setiap anggota masyarakat senantiasa berusaha bersikap hati-hati dalam mencermati berbagai kemungkinan yang akan terjadi apabila sempat melanggar segala ketentuan yang tercakup di dalam unsur-unsur yang disebutkan di atas.

contoh kongkrit tentang fenomena-fenomena kultural seperti dikemukakan, antara lain menyangkut pelaksanaan berbagai upacara adat istiadat. dalam hal ini puncak pelaksanaan upacara adat istiadat selalu berdasarkan pada ketentuan yang telah digariskan turun-temurun sebagai warisan sosial dan disepakati leh seluruh anggota masyarakat. biasanya ketentuan yang dimaksud bersumber dari sejenis kitab pusaka dalam bentuk primbon, lontara, runtunan, silsilah dan sebagainya.

pada awalnya fenomena kultural seperti dilukiskan ini merupakan suatu kepercayaan yang berdimensi religi sehingga terpelihara terus nilai sakralitasnya. dalam lingkup inilah pangkal mula terbinanya pandangan hidup masyarakat yang bersumber dari adat istiadat, tradisi dan kebiasaan itu tidak terperangkap dalam kultus pemujaan yang sifatnya lebih mendewakan berbagai keharusan normatif, tabu atau larangan, serta sanksi sebagai hasil produk adat istiadat, tradisi dan kebiasaan, maka dalam setiap pelaksanaan upacara adat istiadat selalu dibarengi dengan pembacaan doa yang bersumber dari syariat agama yang dianut. hal demikian nampak jelas dalam kehidupan dikalangkan masyarakat beragama islam pada umumnya.

bagi kalangan masyarakat beragama islam, ikatan tradisi, kebiasaan dan adat istiadat,yang dijadikan sebagai sumber pandangan hidup pada hakekatnya tidak merubah keyakinannya di dalam menganut serta melaksanakan syariat agama tersebut. walaupun dalam kenyataan menunjukkan bahwa segala ketentuan yang bersumber dari adat istiadat, tradisi dan kebiasaan tidak harus ditanggalkan begitu saja. bahkan hal ini pulalah yang memungkinkan lahirnya suatu ungkapan; "adat bersendi syara', syara' bersendi kitabullah".

bila dikaji lebih mendalam, diperlukan pemahaman yang obyektif terhadap adat istiadat, tradisi dan kebiasaan sebagai sumber pandangan hidup masyarakat beragama islam. karena tak dapat dipungkiri bahwa aspek-aspek yang disebutkan {adat istiadat, tradisi dan kebiasaan} itu merupakan salah satu unsur dari isi kebudayaan. realisasinya tampil dalam aktivitas tingkah laku.

kehadiran muhammad rasul Allah tidak lain adalah memperbaiki akhlak dan tingkah laku manusia melalui syiar islam sebagai agama wahyu. dalam lingkupnya inilah aktivitas pembudayaan manusia yang diperankan oleh tingkah lakunya harus tidak bertentangan dengan ajaran islam. itulah sebabnya dikalangkan masyarakat beragama islam, perihal pelaksanaan berbagai bentuk upacara adat istiadat yang terikat oleh tradisi dan kebiasaan sebagai bagian dari kebudayaan, senantiasa dibarengi dengan doa-doa { bukan mantera} yang bernafaskan islam.

dengan demikian pelbagai bentuk aktivitas kultural yang tercakup di dalam lingkup adat istiadat, tradisi dan kebiasaaan berlaku dikalangan masyarakat beragama islam senantiasa terkontrol oleh syariat islam. walaupun unsur-unsur kebudayaan tersebut merupakan sumber pandangan hidup, namun selalu dijaga agar tidak menyimpang dari ketentuan yang digariskan daam ungkapan; "adat bersendi syara ', syara' bersendi kitabullah".







































































Senin, 01 Mei 2017

Pengertian Manusia dan pandangan Hidup

apa itu manusia dan pandangan hidup 

secara eksklusif dapat dinyatakan bahwa tak satu pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. berarti setiap manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. berarti setiap manusia, apa pun tingkah derajat sosialnya pasti memiliki pandangan hidup. namun ada juga yang tidak memiliki pandangan hidup, demikian corak dan bentuk pandangan hidup itu beragam dan bermacam-macam sumbernya. ada yang bersumber dari alinea suatu ajaran hidup, ada yang bersumber dari paham {isme}, ada yang bersumber dari agama. pandangan hidup yang bersumber dari aliran suatu ajaran hidup lebih mengarah kepada sekte-sekte tertentu. misalnya aliran {sekte} pintu sorga atau surga dikenal dengan peristiwa bunuh diri massal yang terjadi di San Diego Amerika Serikat. aliran ini mengajarkan bahwa roh-roh mereka yang bunuh diri itu akan di bawah oleh Upo {piring terbang} langsung ke surga. pandangan hidup yang bersumber dari ajaran hidup yang mengajarkan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan lahirnya bertelanjang bulat. sekte ini dikenal dengan istilah kaum nudis {telanjang bulat} laki-laki, perempuan, tua, dan muda hidup telanjang di suatu perkampungan dekat kota brooklyn Amerika Serikat. anehnya, di perkampungan itu tak pernah terjadi kejahatan seks.

kenikmatan manusia dan pandangan hidup

pandangan hidup yang bersumber dari ajaran hidup yang menekankan kepada kenikmatan. semboyangnya "Diem Carpe" atau nikmatilah surga ini sepuas-puasnya sebelum mati esok. ajaran hidup ini berasal dari konsepsi filsafat Hedon, dikenal dengan sebutan Heonisme. Imbasan ajaran hidup tersebut pernah melanda masyarakat dunia {termasuk masyarakat indonesia}, namun dalam versi baru dengan nama "chlidrens of good" {anak-anak tuhan}. inti ajaran ini menekankan pada kebebasan hubungan seksual tanpa mengenal batas antara sesama saudara kandung, antara ibu dan anak, dan seterusnya.

ada pula pandangan hidup yang bersumber dari "memiskinkan diri", atau tak ingin hidup berlebih-lebihan penuh kemewahan sehingga lupa daratan. penganut pandangan hidup seperti ini lebih senang memilih cara sendiri seperti orang tak berpunya. di lain pihak, ada juga pandangan hidup yang lebih  ekstrim dalam hal keunggulan mendewakan benda. pandangan hidup seperti itu bersumber dari konsepsi yang berakar pada idiologi komunis yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. bagi penganut pandangan hidup tersenut, agama dianggap racun.

klain halnya dengan pandangan hidup yang bersumber dari agama, khususnya agama islam. intisari ajaran dalam berkehidupan yang mendukung pandangan hidup islami mencakup:

  • mantapnya hubungan vertikal dan hubungan horizontal dijabarkan dalam bentuk "hablul minallah wa hablul minannas".
  • menjahui larangan-Nya dan melaksanakan suruhan-Nya.
  • semua manusia sama di hadapan allah SWT, yang membedakan hanyalah taqwanya dan amal ibadahnya.
senantiasa diarahkan kepada terbina dan terpelihara sekaligus selalu berusaha agar shalatku, ibadahlku, hidupku, dan matiku semua semata hanya karena Allah SWT.

pandangan hidup yang disebutkan terkahir ini pada hakekatnya mengajak semau manusia, {utamanya orang-orang yang beriman} agar senantiasa menjaga diri, sanak atau saudara keluarga, dan kaum kerabat dari ancaman api neraka akibat berbagai tindakan dalam kehidupan yang nyata-nyata mengingakri suruhan-Nya. oleh sebab itu, dalam pandangan hidup islam diberi kesempatan dalam hal tuntulah duniamu seakan-akan engkau hidup seribu tahun, dan tuntulah akhiratmu seakan-akan engkau mati esok.

dengan demikian bagi orang-orang yang beriman khususnya, dan seluruh umat manusia pada umumnya, telah jelas bahwa dalam pandangan hidup islam tidak diharuskan untuk berkehidupan hanya mementingkan urusan dunia disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang diridhoi-Nya, melaksanakan suruhan-Nya, serta bertagwa semata-mata hanya kepada-Nya, itulah yang menjadi bekal ke akhirat nantinya.

pandangan hidup islam yang bersumber dari islam sebagai agama wahyu, pada hahekatnya penuh dengan aturan dan peraturan yang belatar belakang kemaslahatan. mulai dari kehidupan membina keluarga dan rumah tangga, cara mendidik anak, bertemu sesama muslim sebagai anggota masyarakat, cara mencari rezeki yang halal, mengerjakan sesuatu, keluar rumah, sebelum dan sesudah makan, akan tidur dan bangun dari tidur, masuk dan keluar dari WC, menjenguk orang sakit, menerima sesuatu pemberian yang halal, memberi nama anak, mengalami cobaan, sampai kepada menziarahi makam keluarga, diatur serta dituntun oleh aturan-aturan yang bersumber dari AL-Qur'an dan Hadiest Rasulullah SAW.

 jika dikaji  lebih mendalam, jelaslah bahwa segala aturan dan peraturan itu semata-mata bertujuan agar semua manusia (khususnya orang-orang yang beriman) agar tidak menyimpan dalam kesesatan, dari hal-hal yang ditetapkan di dalam aturan dan peraturan tersebut yang telah jelas sumbernya.

Di sisi lain,sering seseorang dalam kehidupannya mengalami krisis dan kesengsaraan batin walaupun di bidang materi lebih dari berkecukupan bahkan tergolong kaya raya. penyebab krisis dan kegersangan batin itu bermacam-macam, tergantung dari bentuk masalah yang dihadapi yang menjadi penyebabnya. namun demikian dari semua permasalahan yang dihadapi, dimungkinkan antara lain karena telah manjauhkan diri dari kewajiban melaksanakan segala suruhan-Nya.

bertolak dari keadaan atau kasus yang dikemukakan, pada hakekatnya di dalam pandangan hidup islam harus dicermati bahwa Allah SWT menguji manusia {utamanya orang-orang yang beriman} dengan cara, yaitu; diberi kekayaan materi yang melimpah, atau dimiskinkan seakan-akan tidak memiliki apa-apa.

cara pertama, biasanya manusia terjerat pada keserakahan, sifat tamak dan lobak, ingin menguasai, menindas yang lemah, kehilangan tenggang rasa dan tunggal rasa dengan sesamanya, tak mau disaingi, mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarga, ego lebih mendominasi segala bentuk sikap hidup, dan pada akhirnya melupakan berbagai kewajiban, baik menyangkut hubungan vertikal dengan Allah SWT, maupun dalam hubungan horizontal dengan sesamanya. cara kedua, manusia akan terperangkap ke dalam lingkup keputusasaan, keluhan silih berganti, bahkan sering melontarkan ucapan bahwa Tuhan tidak adil.

pretensi yang diharapkan dari kedua bentuk ujian tersebut, tidak lain adalah berusaha lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. dalam hal ini sangat diperlukan peningkatan kesadaran mengagama {Islam} dan keimanan yang tak mudah rapuh, serta sikap sabar, tawakal, tulus ikhlas menerima cobaan, yang pasti di dalamnya mengandung himah. mengapa demikian? Ingatlah bahwa Allah SWT tidak akan memberi beban cobaan apapun bentuknya kepada manusia manakala beban cobaan itu tak mampu dipikul. oleh manusia itu sendiri. inilah sekilah kajian mengenai pandangan hidup Islami.










tolong komentar nya kareng: penuh harap




















Pengertian seni dan Ekspresi budaya

apa pengertian seni  dan ekspresi budaya

"seni secara sederhana dan biasanya dimaksudkan sebagai usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. bentuk-bentuk yang memuaskan penghayatan keindahan, dan penghayatan itu dipuaskan manakala kita mampu mengapresiasikan {menghargai} kesatuan hubungan formal antara persepi dan penghayatan".

pendapat seni dan ekspresi menurut bahasa dan buku

dalam pendapat tersebut jelash bahwa seni itu erat kaitannya dengan keindahan. namun demikian antara seni dan keindahan banyak mengandun pro dan kontra. misalnya lukisan seorang wanita dalam pose setengah telanjang, pasti mengudang perdebatan. apabila nilai baik dan buruk menjadi obyek perbincangan oleh etika, maka nilai indah dan tidak indah sebagai bagian dari garapan bidang estetika. pada awalnya estetika itu berarti teori tentang  penghayatan terhadap pengalaman indera. melalui beberapa perubahan arti, estetika dipandang sebagai obyek bahasna tentang nilai-nilai keindahan dan seni. termasuk pula di dalamnya nilai-nilai erotika {pencitaan antara pria dan wanita}, suasana hati hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai-nilai tersebut.

diantara aneka ragam jenis nilai, seni merupakan nilai yang besar pengaruhnya dalam kebudayaan. sebagai ilmu normatif estetika yang membahas masalah seni dan keindahan itu peranannya  lebih mendominasi berbagai unsur dan aspek kenbudayaan, estetika dan etika serta logika seimbang dalam hal nilai. sebagai contoh; sering seorang mengatakan yang baik itu  bagus dan yang bagus itu baik, walaupun antara baik dan bagus, sifatnya relatif. namun demikian, kadang orang mengucapkan; "alangkah benarnya", yang tepat orang mengucapkan; "alangkah indahnya atau langkah cantiknya!".

dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang lebih banyak memuaskan perhatian tertumpu pada keindahan bentuk atau rupa di banding menperdalam pengamatan pada masalh moral dan tingkah laku perbuatan, serta kaidah-kaidah logika. terkadang seseorang untuk mencapai keindahan, tak segan-segan harus mengorbankan moral yang terkait erat dengan harga diri. dalam prakteknya fenomena berbagai penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menunjukkan polusi moral dan memundarnya harga diri akibat ketidakmampuan untuk menempatkan nilai keindahan sebagai sesuatu yang esensial. contoh sederhana, membangun sebuah rumah yang megah melebihi taj mahal keindahannya, perlu dipertanyakan asal muasalnya biaya yang dipergunakan. bila biaya bersumber dari hasil keringat sendiri tidak menjadi masalah, bahkan tidak dipermasalahkan, sebaliknya yang menjadi masalah jika hanya bersumber dari hasil penyimpangan.

pada hakekatnya setiap manusia senantiasa menginginkan sesuatu yang indah. karena keindahan {sesuatu yang indah} awalnya berakar dari potensi rasa dan penginderaan, maka walaupun bentuk serta sifatnya relatif dapat saja berubah-ruba, namun perihal mengagumi dan mengagungkan keindahan merupakan bagian terpenting menempari sendi-sendi kehidupan manusia.

perumusan yang tepat serta baku tentang seni dan keindahan hingga kini belum tedapat kesepakatan dari para ahli. deretan nama para ahli {filosof} sejak dari sokrates, plato, plotinus, thomas aquino, kant, hegel, benedetto croce, sampai bierens de haan dan elena berusaha mencari ukuran-ukuran yang tepat untuk digunakan dalam menetapkan bahwa suatu ciptaan dapat disebut seni. belum diperoleh ukuran obyektif tentang keindahan yang jelas bagi tiap orang dan yang dapat disetujui karena kebenarannya. alasannya karena, keindahan adalah rasa kesadaran jiwa yang mengalami sesuatu di luar jiwa itu sendiri {E.Kant; Main kritik der urteilskraft]. rasa kesadaran jiwa itu adalah subyektif, itulah sebabnya keindahan sangat ditentukan oleh rasa perseorangan.

pengharagaan terhadap seni hasil ciptaan manusia selalu berubah mengikuti perubahan zaman, disamping itu tergantung dan ditentukan oleh para penggemar atau pengagumnya. dalam hal ini bentuk penghargaan berdasarkan pada kesadaran jiwa dari yang memberi penghargaan . seorang seniman senantiasa memburu keindahan itu ada, maka adanya keindahan itu diusahakan sekuat tenaganya. keindahan itu akan diperolehnya karena daya ciptaannya.

adanya pengakuan terhadap ciptaan karya seni yang indah, maka ciptaan itu harus diteliti benar-benar, sehinnga dapat ditemukan anasir-anasir yang menimbulkan keindahan itu sendiri. para filosof abad pertengahan yang beraliran agama, mempersoalkan masalah keindahan itu dikembalikan kepada tuhan yang maha esa. menurut pendapat mereka tuhan yang sesempurna-sempurnanya. ini aksioam ini hanya merupaka suatu khayalan belaka, karena keindahan tuhan tak dapat diketahui dan tak dapat dijelaskan. tak satu pun ilmu dan pengetahuan manusia yang mampu memberikan keindahan tuhan yang maha esa.

itulah sebabnya, pendapat para filosof itu sangat besar pengaruhanya di kalangan masyarakat eropa barat sekitar abad XV. salah seorang filosofi itu adalah dionysius dalam bukunya yang berjudul DE VENUSTATE MUNDI ET PULCHRITUDINE. {kebagusan dunia dan keindahan tuhan} yang menjelaskan bahwa "keindahan merupakan makhluk tidak lain daripada saluran-saluran keindahan yang sempurna. makhluk itu indah, apabila mengandung keindahan dari tuhan".

Walaupun hasil pemikiran para filosof itu sangat besar pengaruhnya di kalangan masyarakat Eropa Barat sekitar abad XV.salah seorang filosof itu adalah Dionysius dalam bukunya berjudul DE VENUSTATE MUNDI  ET PULCHRITUDINE (kebagusan dunia keindahan Tuhan) yang menjelaskan bahwa "keindahan makhluk tidak lain daripada saluran-saluran keindahan yang sempurna. Makhluk itu indah, apabila mengandung keindahan dari Tuhan"

Molinet ahli musik dari prancis termasuk juga penganut paham para Filosof itu dalam Irwin (1961) berpendapat bahwa  "pokoknya semua keindahan yang dapat dialami oleh panca indra, dikembalikan  kepada keindahan abadi atau makhluk-makhluk di sungai". Dengan demikian molinet menyimpulkan pendapatnya tentang keindahan dalam seni musik sebagai berikut "car misique est la resonnance des ciex, la soix des anges, La Joie De Paradis L`espoir de L`air, L`organe de L`eglise, Le Chant Des Oyselets, La Recreation De Tous Coerus Tristes Et Dedoles, La Persecutian Et Enchassement Des Diables". Artinya" Sebab musik adalah gema langit, suara malaikat, kesukaan firdaus, harapan surga, alat gereja, nyanyian burung, hiburan segala hati yang sedih dan merana, pengusir dan penolak setan".

Dominasi pandangan para filosof tentang seni dan keindahan seperti dimaksudkan berakhir setelah timbulnya aliran-aliran baru yang menganggap bahwa seni bukan hanya milik agama yang dililit oleh ritma-ritma keutuhan yang metaforis personifikatif, juga bukan di dengarkan mengelilingi meja altar untuk persembahkan berbobot sakralitas. melainkan dalam perkembangan selanjutnya, seni menjadi milik masyarakat, bahkan dengan seni, dapat saja dimanfaatkan dalam hal menyambung hidup yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan akan nafkan untuk berkehidupan.

dari percaturan adu pendapat tentang seni dan keindahan, dalam uraian-uraian ini dikemukakan beberapa argumentasi bersumber dari pandangan para filosof. misalnya menurut plato dalam barry {1965}, memandang keindahan dari teori metafisika "bahwa keindahan itu adalah realitas yang sungguh-sungguh, sejenis hakekat yang abadi dan tak berubah-ubah. tiap barang yang indah {keindahan individual} menyertai hakekat keindahan itu". sekalipun ia mengatakan bahwa keselarasan {harmonis}, proporsi dan simetri yagn membentuk keindahan, namun tetap ia memikirkannya secara metafisika, yakni sebagai sifat obyektif barang.

plotinus memahami keindahan dari teori rohaniah. "apabila yang hakekat {yang mutlak} meyatakan dirinya atau memancarkan sinar-Nya dalam realitas yang penuh, itulah keindahan. dan seniman adalah orang yang tajam pandangannya yang dapat melihat keindahan Ilahi". hegel seymour dan weiner {1982} memandang keindahan dari teori metafisika modern. "bahwa eluruh alam adalah manifestasi cita mutlak, absolute idea. keindahan adalah pancaran cita mutlak melalui saluran-saluran indera. ia adalah sejenis pertanyaan roh. seni, agama, dan filsafat merupakan tingkat-tingkat tertinggi dari perkembangan roh" thomas aquino dalam penyelidikannya tentang keindahan mengemukakan 3 {tiga} syarat, yaitu; "Nam Ad pulchritudinem Tria Requiruntur. primo Quidem Integritassive perfection: Quae Enim Deminuta Sunt, Hoc Ipso Turpia Sunt. Et Debita Proportio Sive Consonantia. Et Iterum Claritas: Unde Quae Habent Colorem Nitidum, Pulchra Esse Dicuntur". artinya ; "untuk keindahan ada tiga syarat: pertama, keutuhan atau kesempurnaan, karena segala kekurangan mengakibatkan keburukan. kedua, keselarasan, oleh karena itu apapun yang berpancar kejelasan, boleh disebut keindahan".

dari ketiga persyaratan tersebut Thomas Aquino mengatakan suatu definisi tentang keindahan dan ap yang disebut indah, ialah: "pulchra dicuntur quae visa placent" artinya; "apapun yang menimbulkan rasa kepuasan, setelah diketahui, itulah barang indah". filosof agustinus dalam praktiknya dan sofro {1986} mendasarkan pengertian keindahan pada aturan-aturan, yang disebutnya ORDO. menurutnya dimana ada aturan, disitu ada keindahan ada keindahan, atau  "Nihil Est Odinatum Quod Non Sit pulchrum". bagi agustinus, c;rdo adalah dasar etika. kerusakan tingkah laku disebabkan oleh pelanggaran ordo menurut agustinus sama dengan' denda pelanggaran ordo. istilah ordo menurut agustinus sama dengan istilahnya Thomas Aquino "Debita Proportio" atau "keselaran bentuk seperti semestinya".

schopenhauer penganut aliran metafisika dalam seymour dan weiner {1982} berpendapat bahwa keindahan adalah "kemauan mutlak" {the absolute will}", megobyektifkan dirinya langsun ke alam cita, bentuk, jenis, kelas dan secara tidak lamngsun kedalam suatu barang. setiap barang adalah indah dalam proporsi, apabila barang itu mewujudkan atau mendekati bentuk. pada saat pandangan-pandangan yang murni, ketika kita mengenyampaingkan semua keinginan dan menginkari "kemauan hidup", mampulah kita melihat keindahan ideal itu.

ruskin dalam zander dan james {1981] mengemukakan pendapatnya tentang keindahan. dimana keindahan dalam obyek ditemukan didalam sifat-sifat yang tertentu, seperti kesatuan, penumpangan, simetris, kemurnian, dam perimbangan, yang merupakan bentuk-bentuk attribut ilahi. croce menganut aliran metafisika yang subyektifitas dalam seymour dan weiner {1982} beranggapan bahwa keindahan itu sesuatu semata-mata rohaniah, tidak di-miliki oleh obyek jasmaniah. ciptaan estetika adalah bentuk aktifitas budi yang paling awal dan azasi.

immanuel kant, pelopor pengkaji masalah estetika melalui bahasa ilmiah dari sudut pandang psikologi. menurutnya dalam mulyana {1956}, akal tidak saja memiliki indera pikiran dan kemauan, akan tetapi memiliki pula indera ketiga, yaitu indera rasa. sifat khas dari indera rasa karena tidak mengandung kepentingan, kecuali kesenangan estetis. kesenangan estetis berbeda dengan bentuk-bentuk kesenangan lain yang mengandung musuh kenikmatan dan keinginan yang lebih mendominasi pribadi atau hayat. contoh sederhana tentang garam. garam itu tidak indah, tetapi semua orang membutuhkannya dan dikehendaki, namun tak bisa berlebihan untuk mengkonsumsinya. demikian pula halnya dengan tindakan moral itu tidak indah, akan tetapi semua orang membutuhkannya dan mempunyai kepentingan terhadapnya.

keindahan merupakan sasaran obyek kepuasan yang tidak mengandung kepentingan di dalamnya. indah, walaupun bersifat rohaniah adalah selalu merupakan obyek penilain. keindahan itu bersifat obyektif tidak hanya sekedar pencuatan himpunan selera yang subyektif. keindahan alam berupa suara dan rupa yang dapat ditangkap oleh pendengaran dan penglihatan. menurut penelitian orang buta dan tuli dapat merasakan keindahan melalui panca indera peraba, seperti halnya dengan maria heurtin gadis yang buta, tulu, dan bisu. hal ini membuktikan bahwa yang pertama-tama menyerap seni dan keindahan adalah kesadaran jiwa, aktivitas pikiran, buakan semata-mata aktivitas panca indera.

pikiran menikmati keindahan, oleh karena ia mengenal dirinya sebagai di dalamnya, berhubungan rapat dengan sinarnya sendiri. kenyataan seperti itu sedemikian rupa, sehingga orang-orang seperti fransiscus dari asisi yang sungguh-sungguh yakin, bahwa segala-galanya ini berasal dari satu pikiran manusia dan harus kembali lagi ke asal mulanya,makin nyaman menikmati keindahan. keindahan adalah kenikmatan yang diterima oleh pikiran akibat pertemuan antara subyek {pikiran itu} dengan obyek  {barang atau sesuatu yang indah}. untuk itu dapat disimpulkan bahwa keindahan adalah sifat yang memeberi kepuasan rohani, bila dikenal oleh pikiran, karena sifat itu sempurna atau mendekati kesempurnaan. keindahan memberi kepuasan rohani, karena jiwa yang mengenalnya merasa puas sebab perkenalan itu sendiri lepas dari segala keuntungan materi.

seiring dengan perkembangan zaman, makna seni dan keindahan tidak lagi menjadi raja-raja bertahta diistana megah, juga bukan menjadi milik para filosof yang mencari kebenaran melalui getaran-getaran berbagai perlatan atau wadah seni di dalam kesenian dan keindahan, bahkan bukan lagi ditafsirkan sebagai seni untuk seni. akan tetapi fungsi seni dan keindahan kini beralih posisi dan ia telah menjadi milik masyarakat luas. mulai dari pagelaran, pertunjukan, pameran, lomba, aktraksi, sampai kepada penggalaan seni dan kesenian untuk tujuan kemanusiaan pun, telah tercakup di dalamnya.

seni di dalam kesenian dan keindahan telah menyusup jauh ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat tanpa mengenal batas ruang dan waktu. ia {seni di dalam kesenian dan keindahan} telah merupakan suatu perpaduan antara berbagai kebutuhan dalam berkehidupan, baik sebagai hiburan maupun sebagai penghantar ke tujuan komersialitas. dalam lingkup ini dapat dikesampingkan penggunaan berbagai peralatan elektronik, teknologi perekaman, termasuk ketenaran para pencipta aneka ragam bentuk seni di dalam kesenian dan keindahan.

apabila persepi seni dikaitkan dengan ekspresi budaya, maka alam pembahasannya lebih terfokus pada karya manusia. seni dalam bentuk aliran, ragam, dan jenis apapun, tidak lain adalah merupakan hasil aktivitas karya manusia yang dikonfigurasikan melalui perpaduan tunggal rasa antara kepuasan, mengangumi, menikmati, menghayati, menjiwai, dan menyatakan keunggulan seta kehebatan dalam pengkayaan seni.

sebagai hasil aktivitas karya manusia, seni merupakan juga wujud pembudayaan yang diekspresikan sebagai salah satu aspek kebudayaan. nama-nama seperti J. Hawkes dan Hetty C. |Plam termasuk penulis yang banyak membahas hubungan antara seni dan budaya. dalam resensi dari tulisan-tulisan mereka dapat disimpulakn bahwa seni sebagai ekspresi budaya tidak hanya terbatas pada segi keindahannya. akan tetapi di dalam perwujudannya seni dan kesenian erat kaitannya dengan berbagai kegiatan ritual, religi, dan hal-hal yang bersifat metafisis supra natural. oleh karena kebudayaan yang dimiliki manusia tidak terbatas pada wujud material, maka seni sebagai ekspesi budaya di dalamnya terkandung;

  • ungkapan emosi sosial yang memberi penilain tertentu terhadap corak, bentuk, ragam, hiasan, bunyi, gerakan, dekrasi, irama, ritma, tampil dalam suatu tatanan tingkah laku sebagai manifestasi dari realita pembudayaan manusia.
  • adanya kontak batin serba terhubung antara pelaku seni dan kesenian, hasil yang diciptakan, lingkungan kitarannya dan yang maha khalik {maha dari segala maha pencipta segala-galanya}
  • perwujudan rasa manusiawi yagn tulus sebagai pertanda pengrealisasian budaya {cultural realization} yang memungkinkan manusia mampu berkarya, termasuk aneka ragam karya basil cipta seni dan kesenian dalam segala bentuk. pernyataan ini memperjelaskan kedudukan manusia yang sangat menghargai segala sesuatu yang baik, tanpa merugikan dirinya sendiri maupun sesamanya dan lingkungan sekitarnya.


pada hakekatnya keterkaitan antara ekspresi budaya dengan seni terpadu dalam seuatu unitas yang utuh. dalam unitas yang utuh itu terjabarkan suatu deskripsi bahwa menjadi kodrat manusia untuk menyatakan daya kreasinya. bentuk-bentuk seni yang merupakan perwujudan dari daya kreasi manusia itulah yang tampil didalam konteks kebudayaan, bersumber serta terealisir melalui jalur peningkatan teknik dan ekspesi emosi plus pikiran. di dalamnya tecakup pula emosi estetis yang berbeda dengan bentuk-bentuk psikis lainnya. emosi estetis itu selain merupakan respons yang langsung kepada obyek, timbul dari kesenangan mencipta, melihat dan mendengar bentuk-bentuk serta suara-suara yang indah, juga tak ada hubungannya dengan kepuasan biologisnya. disisi lain, seni dan hasil seni sebagai ekspresi budaya merupakan suatu rangkaian dari terealisirnya impuls-implus estetis yang menemukan bentuknya dalam ukuran-ukuran keindahan, perasaan, {sanctioned form atau significant from}. selain itu, pekerjaan seni adalah membuat seleksi dari unsur-unsur pengalaman imajinasi dan emosi keharuan  sehingga dari dalam diri timbul reaksi-reaksi estetis. menilai karya seni dan hasil seni secara estetis, hal itu sangat berbeda denagn penilaian ekonomis atau politis, karena penilaian estetis lebih ditekankan pada arangerment formil dari lines, mass, colour, sound, dan ritma.

dengan demikian pengamatan dari segi ekspresi budaya,seni berdiri di atas dua landasan, yaitu landasan psikis emosional dan landasan teknik. tiap-tiap kebudayaan mempunyai ukuran tersendiri tentang seni. demikian pula apresiasi seni tidak sama bagi semua orang. walaupun begitu telaah dari segi ekspresi budaya menyatakan bahwa di dalam seni dan hasil seni ada unsur-unsur pokok, unsur-unsur dasar dan bentuk-bentuk yang memiliki appeal yang universal. perasaan estetis dan rasa keestetikaan bagi setiap manusia merupakan suatu tendesi untuk bersikap secara efektif seperti sikap yang mengandung nilai-nilai yang menyenangkan, mengharukan, menakjubkan, terhadap persepsi pada design, warna, ritma, texture dan kesatuan.

seni sering terjalin serta dijalin oleh atau dengan kegiatan kehidupan sehari-hari. dalam masyarakat yang tak pernah mengenyampaikan kehidupan religius yang terdapat pada semua aspek kebudayaan, seni merupakan pengiring bagi berbagai upacara adat yang besifat ritual. seni menjelaskan facet yang vital dari kebudayaan, sekaligus sebagai faktor yang esensial untuk integrasi, kreativitas kultural, interelasi sosial, dan hubungan antar sesama manusia.





tolong di komentar kareng : penuh harap