Senin, 01 Mei 2017

Pengertian seni dan Ekspresi budaya

apa pengertian seni  dan ekspresi budaya

"seni secara sederhana dan biasanya dimaksudkan sebagai usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. bentuk-bentuk yang memuaskan penghayatan keindahan, dan penghayatan itu dipuaskan manakala kita mampu mengapresiasikan {menghargai} kesatuan hubungan formal antara persepi dan penghayatan".

pendapat seni dan ekspresi menurut bahasa dan buku

dalam pendapat tersebut jelash bahwa seni itu erat kaitannya dengan keindahan. namun demikian antara seni dan keindahan banyak mengandun pro dan kontra. misalnya lukisan seorang wanita dalam pose setengah telanjang, pasti mengudang perdebatan. apabila nilai baik dan buruk menjadi obyek perbincangan oleh etika, maka nilai indah dan tidak indah sebagai bagian dari garapan bidang estetika. pada awalnya estetika itu berarti teori tentang  penghayatan terhadap pengalaman indera. melalui beberapa perubahan arti, estetika dipandang sebagai obyek bahasna tentang nilai-nilai keindahan dan seni. termasuk pula di dalamnya nilai-nilai erotika {pencitaan antara pria dan wanita}, suasana hati hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai-nilai tersebut.

diantara aneka ragam jenis nilai, seni merupakan nilai yang besar pengaruhnya dalam kebudayaan. sebagai ilmu normatif estetika yang membahas masalah seni dan keindahan itu peranannya  lebih mendominasi berbagai unsur dan aspek kenbudayaan, estetika dan etika serta logika seimbang dalam hal nilai. sebagai contoh; sering seorang mengatakan yang baik itu  bagus dan yang bagus itu baik, walaupun antara baik dan bagus, sifatnya relatif. namun demikian, kadang orang mengucapkan; "alangkah benarnya", yang tepat orang mengucapkan; "alangkah indahnya atau langkah cantiknya!".

dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang lebih banyak memuaskan perhatian tertumpu pada keindahan bentuk atau rupa di banding menperdalam pengamatan pada masalh moral dan tingkah laku perbuatan, serta kaidah-kaidah logika. terkadang seseorang untuk mencapai keindahan, tak segan-segan harus mengorbankan moral yang terkait erat dengan harga diri. dalam prakteknya fenomena berbagai penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menunjukkan polusi moral dan memundarnya harga diri akibat ketidakmampuan untuk menempatkan nilai keindahan sebagai sesuatu yang esensial. contoh sederhana, membangun sebuah rumah yang megah melebihi taj mahal keindahannya, perlu dipertanyakan asal muasalnya biaya yang dipergunakan. bila biaya bersumber dari hasil keringat sendiri tidak menjadi masalah, bahkan tidak dipermasalahkan, sebaliknya yang menjadi masalah jika hanya bersumber dari hasil penyimpangan.

pada hakekatnya setiap manusia senantiasa menginginkan sesuatu yang indah. karena keindahan {sesuatu yang indah} awalnya berakar dari potensi rasa dan penginderaan, maka walaupun bentuk serta sifatnya relatif dapat saja berubah-ruba, namun perihal mengagumi dan mengagungkan keindahan merupakan bagian terpenting menempari sendi-sendi kehidupan manusia.

perumusan yang tepat serta baku tentang seni dan keindahan hingga kini belum tedapat kesepakatan dari para ahli. deretan nama para ahli {filosof} sejak dari sokrates, plato, plotinus, thomas aquino, kant, hegel, benedetto croce, sampai bierens de haan dan elena berusaha mencari ukuran-ukuran yang tepat untuk digunakan dalam menetapkan bahwa suatu ciptaan dapat disebut seni. belum diperoleh ukuran obyektif tentang keindahan yang jelas bagi tiap orang dan yang dapat disetujui karena kebenarannya. alasannya karena, keindahan adalah rasa kesadaran jiwa yang mengalami sesuatu di luar jiwa itu sendiri {E.Kant; Main kritik der urteilskraft]. rasa kesadaran jiwa itu adalah subyektif, itulah sebabnya keindahan sangat ditentukan oleh rasa perseorangan.

pengharagaan terhadap seni hasil ciptaan manusia selalu berubah mengikuti perubahan zaman, disamping itu tergantung dan ditentukan oleh para penggemar atau pengagumnya. dalam hal ini bentuk penghargaan berdasarkan pada kesadaran jiwa dari yang memberi penghargaan . seorang seniman senantiasa memburu keindahan itu ada, maka adanya keindahan itu diusahakan sekuat tenaganya. keindahan itu akan diperolehnya karena daya ciptaannya.

adanya pengakuan terhadap ciptaan karya seni yang indah, maka ciptaan itu harus diteliti benar-benar, sehinnga dapat ditemukan anasir-anasir yang menimbulkan keindahan itu sendiri. para filosof abad pertengahan yang beraliran agama, mempersoalkan masalah keindahan itu dikembalikan kepada tuhan yang maha esa. menurut pendapat mereka tuhan yang sesempurna-sempurnanya. ini aksioam ini hanya merupaka suatu khayalan belaka, karena keindahan tuhan tak dapat diketahui dan tak dapat dijelaskan. tak satu pun ilmu dan pengetahuan manusia yang mampu memberikan keindahan tuhan yang maha esa.

itulah sebabnya, pendapat para filosof itu sangat besar pengaruhanya di kalangan masyarakat eropa barat sekitar abad XV. salah seorang filosofi itu adalah dionysius dalam bukunya yang berjudul DE VENUSTATE MUNDI ET PULCHRITUDINE. {kebagusan dunia dan keindahan tuhan} yang menjelaskan bahwa "keindahan merupakan makhluk tidak lain daripada saluran-saluran keindahan yang sempurna. makhluk itu indah, apabila mengandung keindahan dari tuhan".

Walaupun hasil pemikiran para filosof itu sangat besar pengaruhnya di kalangan masyarakat Eropa Barat sekitar abad XV.salah seorang filosof itu adalah Dionysius dalam bukunya berjudul DE VENUSTATE MUNDI  ET PULCHRITUDINE (kebagusan dunia keindahan Tuhan) yang menjelaskan bahwa "keindahan makhluk tidak lain daripada saluran-saluran keindahan yang sempurna. Makhluk itu indah, apabila mengandung keindahan dari Tuhan"

Molinet ahli musik dari prancis termasuk juga penganut paham para Filosof itu dalam Irwin (1961) berpendapat bahwa  "pokoknya semua keindahan yang dapat dialami oleh panca indra, dikembalikan  kepada keindahan abadi atau makhluk-makhluk di sungai". Dengan demikian molinet menyimpulkan pendapatnya tentang keindahan dalam seni musik sebagai berikut "car misique est la resonnance des ciex, la soix des anges, La Joie De Paradis L`espoir de L`air, L`organe de L`eglise, Le Chant Des Oyselets, La Recreation De Tous Coerus Tristes Et Dedoles, La Persecutian Et Enchassement Des Diables". Artinya" Sebab musik adalah gema langit, suara malaikat, kesukaan firdaus, harapan surga, alat gereja, nyanyian burung, hiburan segala hati yang sedih dan merana, pengusir dan penolak setan".

Dominasi pandangan para filosof tentang seni dan keindahan seperti dimaksudkan berakhir setelah timbulnya aliran-aliran baru yang menganggap bahwa seni bukan hanya milik agama yang dililit oleh ritma-ritma keutuhan yang metaforis personifikatif, juga bukan di dengarkan mengelilingi meja altar untuk persembahkan berbobot sakralitas. melainkan dalam perkembangan selanjutnya, seni menjadi milik masyarakat, bahkan dengan seni, dapat saja dimanfaatkan dalam hal menyambung hidup yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan akan nafkan untuk berkehidupan.

dari percaturan adu pendapat tentang seni dan keindahan, dalam uraian-uraian ini dikemukakan beberapa argumentasi bersumber dari pandangan para filosof. misalnya menurut plato dalam barry {1965}, memandang keindahan dari teori metafisika "bahwa keindahan itu adalah realitas yang sungguh-sungguh, sejenis hakekat yang abadi dan tak berubah-ubah. tiap barang yang indah {keindahan individual} menyertai hakekat keindahan itu". sekalipun ia mengatakan bahwa keselarasan {harmonis}, proporsi dan simetri yagn membentuk keindahan, namun tetap ia memikirkannya secara metafisika, yakni sebagai sifat obyektif barang.

plotinus memahami keindahan dari teori rohaniah. "apabila yang hakekat {yang mutlak} meyatakan dirinya atau memancarkan sinar-Nya dalam realitas yang penuh, itulah keindahan. dan seniman adalah orang yang tajam pandangannya yang dapat melihat keindahan Ilahi". hegel seymour dan weiner {1982} memandang keindahan dari teori metafisika modern. "bahwa eluruh alam adalah manifestasi cita mutlak, absolute idea. keindahan adalah pancaran cita mutlak melalui saluran-saluran indera. ia adalah sejenis pertanyaan roh. seni, agama, dan filsafat merupakan tingkat-tingkat tertinggi dari perkembangan roh" thomas aquino dalam penyelidikannya tentang keindahan mengemukakan 3 {tiga} syarat, yaitu; "Nam Ad pulchritudinem Tria Requiruntur. primo Quidem Integritassive perfection: Quae Enim Deminuta Sunt, Hoc Ipso Turpia Sunt. Et Debita Proportio Sive Consonantia. Et Iterum Claritas: Unde Quae Habent Colorem Nitidum, Pulchra Esse Dicuntur". artinya ; "untuk keindahan ada tiga syarat: pertama, keutuhan atau kesempurnaan, karena segala kekurangan mengakibatkan keburukan. kedua, keselarasan, oleh karena itu apapun yang berpancar kejelasan, boleh disebut keindahan".

dari ketiga persyaratan tersebut Thomas Aquino mengatakan suatu definisi tentang keindahan dan ap yang disebut indah, ialah: "pulchra dicuntur quae visa placent" artinya; "apapun yang menimbulkan rasa kepuasan, setelah diketahui, itulah barang indah". filosof agustinus dalam praktiknya dan sofro {1986} mendasarkan pengertian keindahan pada aturan-aturan, yang disebutnya ORDO. menurutnya dimana ada aturan, disitu ada keindahan ada keindahan, atau  "Nihil Est Odinatum Quod Non Sit pulchrum". bagi agustinus, c;rdo adalah dasar etika. kerusakan tingkah laku disebabkan oleh pelanggaran ordo menurut agustinus sama dengan' denda pelanggaran ordo. istilah ordo menurut agustinus sama dengan istilahnya Thomas Aquino "Debita Proportio" atau "keselaran bentuk seperti semestinya".

schopenhauer penganut aliran metafisika dalam seymour dan weiner {1982} berpendapat bahwa keindahan adalah "kemauan mutlak" {the absolute will}", megobyektifkan dirinya langsun ke alam cita, bentuk, jenis, kelas dan secara tidak lamngsun kedalam suatu barang. setiap barang adalah indah dalam proporsi, apabila barang itu mewujudkan atau mendekati bentuk. pada saat pandangan-pandangan yang murni, ketika kita mengenyampaingkan semua keinginan dan menginkari "kemauan hidup", mampulah kita melihat keindahan ideal itu.

ruskin dalam zander dan james {1981] mengemukakan pendapatnya tentang keindahan. dimana keindahan dalam obyek ditemukan didalam sifat-sifat yang tertentu, seperti kesatuan, penumpangan, simetris, kemurnian, dam perimbangan, yang merupakan bentuk-bentuk attribut ilahi. croce menganut aliran metafisika yang subyektifitas dalam seymour dan weiner {1982} beranggapan bahwa keindahan itu sesuatu semata-mata rohaniah, tidak di-miliki oleh obyek jasmaniah. ciptaan estetika adalah bentuk aktifitas budi yang paling awal dan azasi.

immanuel kant, pelopor pengkaji masalah estetika melalui bahasa ilmiah dari sudut pandang psikologi. menurutnya dalam mulyana {1956}, akal tidak saja memiliki indera pikiran dan kemauan, akan tetapi memiliki pula indera ketiga, yaitu indera rasa. sifat khas dari indera rasa karena tidak mengandung kepentingan, kecuali kesenangan estetis. kesenangan estetis berbeda dengan bentuk-bentuk kesenangan lain yang mengandung musuh kenikmatan dan keinginan yang lebih mendominasi pribadi atau hayat. contoh sederhana tentang garam. garam itu tidak indah, tetapi semua orang membutuhkannya dan dikehendaki, namun tak bisa berlebihan untuk mengkonsumsinya. demikian pula halnya dengan tindakan moral itu tidak indah, akan tetapi semua orang membutuhkannya dan mempunyai kepentingan terhadapnya.

keindahan merupakan sasaran obyek kepuasan yang tidak mengandung kepentingan di dalamnya. indah, walaupun bersifat rohaniah adalah selalu merupakan obyek penilain. keindahan itu bersifat obyektif tidak hanya sekedar pencuatan himpunan selera yang subyektif. keindahan alam berupa suara dan rupa yang dapat ditangkap oleh pendengaran dan penglihatan. menurut penelitian orang buta dan tuli dapat merasakan keindahan melalui panca indera peraba, seperti halnya dengan maria heurtin gadis yang buta, tulu, dan bisu. hal ini membuktikan bahwa yang pertama-tama menyerap seni dan keindahan adalah kesadaran jiwa, aktivitas pikiran, buakan semata-mata aktivitas panca indera.

pikiran menikmati keindahan, oleh karena ia mengenal dirinya sebagai di dalamnya, berhubungan rapat dengan sinarnya sendiri. kenyataan seperti itu sedemikian rupa, sehingga orang-orang seperti fransiscus dari asisi yang sungguh-sungguh yakin, bahwa segala-galanya ini berasal dari satu pikiran manusia dan harus kembali lagi ke asal mulanya,makin nyaman menikmati keindahan. keindahan adalah kenikmatan yang diterima oleh pikiran akibat pertemuan antara subyek {pikiran itu} dengan obyek  {barang atau sesuatu yang indah}. untuk itu dapat disimpulkan bahwa keindahan adalah sifat yang memeberi kepuasan rohani, bila dikenal oleh pikiran, karena sifat itu sempurna atau mendekati kesempurnaan. keindahan memberi kepuasan rohani, karena jiwa yang mengenalnya merasa puas sebab perkenalan itu sendiri lepas dari segala keuntungan materi.

seiring dengan perkembangan zaman, makna seni dan keindahan tidak lagi menjadi raja-raja bertahta diistana megah, juga bukan menjadi milik para filosof yang mencari kebenaran melalui getaran-getaran berbagai perlatan atau wadah seni di dalam kesenian dan keindahan, bahkan bukan lagi ditafsirkan sebagai seni untuk seni. akan tetapi fungsi seni dan keindahan kini beralih posisi dan ia telah menjadi milik masyarakat luas. mulai dari pagelaran, pertunjukan, pameran, lomba, aktraksi, sampai kepada penggalaan seni dan kesenian untuk tujuan kemanusiaan pun, telah tercakup di dalamnya.

seni di dalam kesenian dan keindahan telah menyusup jauh ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat tanpa mengenal batas ruang dan waktu. ia {seni di dalam kesenian dan keindahan} telah merupakan suatu perpaduan antara berbagai kebutuhan dalam berkehidupan, baik sebagai hiburan maupun sebagai penghantar ke tujuan komersialitas. dalam lingkup ini dapat dikesampingkan penggunaan berbagai peralatan elektronik, teknologi perekaman, termasuk ketenaran para pencipta aneka ragam bentuk seni di dalam kesenian dan keindahan.

apabila persepi seni dikaitkan dengan ekspresi budaya, maka alam pembahasannya lebih terfokus pada karya manusia. seni dalam bentuk aliran, ragam, dan jenis apapun, tidak lain adalah merupakan hasil aktivitas karya manusia yang dikonfigurasikan melalui perpaduan tunggal rasa antara kepuasan, mengangumi, menikmati, menghayati, menjiwai, dan menyatakan keunggulan seta kehebatan dalam pengkayaan seni.

sebagai hasil aktivitas karya manusia, seni merupakan juga wujud pembudayaan yang diekspresikan sebagai salah satu aspek kebudayaan. nama-nama seperti J. Hawkes dan Hetty C. |Plam termasuk penulis yang banyak membahas hubungan antara seni dan budaya. dalam resensi dari tulisan-tulisan mereka dapat disimpulakn bahwa seni sebagai ekspresi budaya tidak hanya terbatas pada segi keindahannya. akan tetapi di dalam perwujudannya seni dan kesenian erat kaitannya dengan berbagai kegiatan ritual, religi, dan hal-hal yang bersifat metafisis supra natural. oleh karena kebudayaan yang dimiliki manusia tidak terbatas pada wujud material, maka seni sebagai ekspesi budaya di dalamnya terkandung;

  • ungkapan emosi sosial yang memberi penilain tertentu terhadap corak, bentuk, ragam, hiasan, bunyi, gerakan, dekrasi, irama, ritma, tampil dalam suatu tatanan tingkah laku sebagai manifestasi dari realita pembudayaan manusia.
  • adanya kontak batin serba terhubung antara pelaku seni dan kesenian, hasil yang diciptakan, lingkungan kitarannya dan yang maha khalik {maha dari segala maha pencipta segala-galanya}
  • perwujudan rasa manusiawi yagn tulus sebagai pertanda pengrealisasian budaya {cultural realization} yang memungkinkan manusia mampu berkarya, termasuk aneka ragam karya basil cipta seni dan kesenian dalam segala bentuk. pernyataan ini memperjelaskan kedudukan manusia yang sangat menghargai segala sesuatu yang baik, tanpa merugikan dirinya sendiri maupun sesamanya dan lingkungan sekitarnya.


pada hakekatnya keterkaitan antara ekspresi budaya dengan seni terpadu dalam seuatu unitas yang utuh. dalam unitas yang utuh itu terjabarkan suatu deskripsi bahwa menjadi kodrat manusia untuk menyatakan daya kreasinya. bentuk-bentuk seni yang merupakan perwujudan dari daya kreasi manusia itulah yang tampil didalam konteks kebudayaan, bersumber serta terealisir melalui jalur peningkatan teknik dan ekspesi emosi plus pikiran. di dalamnya tecakup pula emosi estetis yang berbeda dengan bentuk-bentuk psikis lainnya. emosi estetis itu selain merupakan respons yang langsung kepada obyek, timbul dari kesenangan mencipta, melihat dan mendengar bentuk-bentuk serta suara-suara yang indah, juga tak ada hubungannya dengan kepuasan biologisnya. disisi lain, seni dan hasil seni sebagai ekspresi budaya merupakan suatu rangkaian dari terealisirnya impuls-implus estetis yang menemukan bentuknya dalam ukuran-ukuran keindahan, perasaan, {sanctioned form atau significant from}. selain itu, pekerjaan seni adalah membuat seleksi dari unsur-unsur pengalaman imajinasi dan emosi keharuan  sehingga dari dalam diri timbul reaksi-reaksi estetis. menilai karya seni dan hasil seni secara estetis, hal itu sangat berbeda denagn penilaian ekonomis atau politis, karena penilaian estetis lebih ditekankan pada arangerment formil dari lines, mass, colour, sound, dan ritma.

dengan demikian pengamatan dari segi ekspresi budaya,seni berdiri di atas dua landasan, yaitu landasan psikis emosional dan landasan teknik. tiap-tiap kebudayaan mempunyai ukuran tersendiri tentang seni. demikian pula apresiasi seni tidak sama bagi semua orang. walaupun begitu telaah dari segi ekspresi budaya menyatakan bahwa di dalam seni dan hasil seni ada unsur-unsur pokok, unsur-unsur dasar dan bentuk-bentuk yang memiliki appeal yang universal. perasaan estetis dan rasa keestetikaan bagi setiap manusia merupakan suatu tendesi untuk bersikap secara efektif seperti sikap yang mengandung nilai-nilai yang menyenangkan, mengharukan, menakjubkan, terhadap persepsi pada design, warna, ritma, texture dan kesatuan.

seni sering terjalin serta dijalin oleh atau dengan kegiatan kehidupan sehari-hari. dalam masyarakat yang tak pernah mengenyampaikan kehidupan religius yang terdapat pada semua aspek kebudayaan, seni merupakan pengiring bagi berbagai upacara adat yang besifat ritual. seni menjelaskan facet yang vital dari kebudayaan, sekaligus sebagai faktor yang esensial untuk integrasi, kreativitas kultural, interelasi sosial, dan hubungan antar sesama manusia.





tolong di komentar kareng : penuh harap

















 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar