Senin, 01 Mei 2017

Pengertian Manusia dan pandangan Hidup

apa itu manusia dan pandangan hidup 

secara eksklusif dapat dinyatakan bahwa tak satu pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. berarti setiap manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. berarti setiap manusia, apa pun tingkah derajat sosialnya pasti memiliki pandangan hidup. namun ada juga yang tidak memiliki pandangan hidup, demikian corak dan bentuk pandangan hidup itu beragam dan bermacam-macam sumbernya. ada yang bersumber dari alinea suatu ajaran hidup, ada yang bersumber dari paham {isme}, ada yang bersumber dari agama. pandangan hidup yang bersumber dari aliran suatu ajaran hidup lebih mengarah kepada sekte-sekte tertentu. misalnya aliran {sekte} pintu sorga atau surga dikenal dengan peristiwa bunuh diri massal yang terjadi di San Diego Amerika Serikat. aliran ini mengajarkan bahwa roh-roh mereka yang bunuh diri itu akan di bawah oleh Upo {piring terbang} langsung ke surga. pandangan hidup yang bersumber dari ajaran hidup yang mengajarkan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan lahirnya bertelanjang bulat. sekte ini dikenal dengan istilah kaum nudis {telanjang bulat} laki-laki, perempuan, tua, dan muda hidup telanjang di suatu perkampungan dekat kota brooklyn Amerika Serikat. anehnya, di perkampungan itu tak pernah terjadi kejahatan seks.

kenikmatan manusia dan pandangan hidup

pandangan hidup yang bersumber dari ajaran hidup yang menekankan kepada kenikmatan. semboyangnya "Diem Carpe" atau nikmatilah surga ini sepuas-puasnya sebelum mati esok. ajaran hidup ini berasal dari konsepsi filsafat Hedon, dikenal dengan sebutan Heonisme. Imbasan ajaran hidup tersebut pernah melanda masyarakat dunia {termasuk masyarakat indonesia}, namun dalam versi baru dengan nama "chlidrens of good" {anak-anak tuhan}. inti ajaran ini menekankan pada kebebasan hubungan seksual tanpa mengenal batas antara sesama saudara kandung, antara ibu dan anak, dan seterusnya.

ada pula pandangan hidup yang bersumber dari "memiskinkan diri", atau tak ingin hidup berlebih-lebihan penuh kemewahan sehingga lupa daratan. penganut pandangan hidup seperti ini lebih senang memilih cara sendiri seperti orang tak berpunya. di lain pihak, ada juga pandangan hidup yang lebih  ekstrim dalam hal keunggulan mendewakan benda. pandangan hidup seperti itu bersumber dari konsepsi yang berakar pada idiologi komunis yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. bagi penganut pandangan hidup tersenut, agama dianggap racun.

klain halnya dengan pandangan hidup yang bersumber dari agama, khususnya agama islam. intisari ajaran dalam berkehidupan yang mendukung pandangan hidup islami mencakup:

  • mantapnya hubungan vertikal dan hubungan horizontal dijabarkan dalam bentuk "hablul minallah wa hablul minannas".
  • menjahui larangan-Nya dan melaksanakan suruhan-Nya.
  • semua manusia sama di hadapan allah SWT, yang membedakan hanyalah taqwanya dan amal ibadahnya.
senantiasa diarahkan kepada terbina dan terpelihara sekaligus selalu berusaha agar shalatku, ibadahlku, hidupku, dan matiku semua semata hanya karena Allah SWT.

pandangan hidup yang disebutkan terkahir ini pada hakekatnya mengajak semau manusia, {utamanya orang-orang yang beriman} agar senantiasa menjaga diri, sanak atau saudara keluarga, dan kaum kerabat dari ancaman api neraka akibat berbagai tindakan dalam kehidupan yang nyata-nyata mengingakri suruhan-Nya. oleh sebab itu, dalam pandangan hidup islam diberi kesempatan dalam hal tuntulah duniamu seakan-akan engkau hidup seribu tahun, dan tuntulah akhiratmu seakan-akan engkau mati esok.

dengan demikian bagi orang-orang yang beriman khususnya, dan seluruh umat manusia pada umumnya, telah jelas bahwa dalam pandangan hidup islam tidak diharuskan untuk berkehidupan hanya mementingkan urusan dunia disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang diridhoi-Nya, melaksanakan suruhan-Nya, serta bertagwa semata-mata hanya kepada-Nya, itulah yang menjadi bekal ke akhirat nantinya.

pandangan hidup islam yang bersumber dari islam sebagai agama wahyu, pada hahekatnya penuh dengan aturan dan peraturan yang belatar belakang kemaslahatan. mulai dari kehidupan membina keluarga dan rumah tangga, cara mendidik anak, bertemu sesama muslim sebagai anggota masyarakat, cara mencari rezeki yang halal, mengerjakan sesuatu, keluar rumah, sebelum dan sesudah makan, akan tidur dan bangun dari tidur, masuk dan keluar dari WC, menjenguk orang sakit, menerima sesuatu pemberian yang halal, memberi nama anak, mengalami cobaan, sampai kepada menziarahi makam keluarga, diatur serta dituntun oleh aturan-aturan yang bersumber dari AL-Qur'an dan Hadiest Rasulullah SAW.

 jika dikaji  lebih mendalam, jelaslah bahwa segala aturan dan peraturan itu semata-mata bertujuan agar semua manusia (khususnya orang-orang yang beriman) agar tidak menyimpan dalam kesesatan, dari hal-hal yang ditetapkan di dalam aturan dan peraturan tersebut yang telah jelas sumbernya.

Di sisi lain,sering seseorang dalam kehidupannya mengalami krisis dan kesengsaraan batin walaupun di bidang materi lebih dari berkecukupan bahkan tergolong kaya raya. penyebab krisis dan kegersangan batin itu bermacam-macam, tergantung dari bentuk masalah yang dihadapi yang menjadi penyebabnya. namun demikian dari semua permasalahan yang dihadapi, dimungkinkan antara lain karena telah manjauhkan diri dari kewajiban melaksanakan segala suruhan-Nya.

bertolak dari keadaan atau kasus yang dikemukakan, pada hakekatnya di dalam pandangan hidup islam harus dicermati bahwa Allah SWT menguji manusia {utamanya orang-orang yang beriman} dengan cara, yaitu; diberi kekayaan materi yang melimpah, atau dimiskinkan seakan-akan tidak memiliki apa-apa.

cara pertama, biasanya manusia terjerat pada keserakahan, sifat tamak dan lobak, ingin menguasai, menindas yang lemah, kehilangan tenggang rasa dan tunggal rasa dengan sesamanya, tak mau disaingi, mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarga, ego lebih mendominasi segala bentuk sikap hidup, dan pada akhirnya melupakan berbagai kewajiban, baik menyangkut hubungan vertikal dengan Allah SWT, maupun dalam hubungan horizontal dengan sesamanya. cara kedua, manusia akan terperangkap ke dalam lingkup keputusasaan, keluhan silih berganti, bahkan sering melontarkan ucapan bahwa Tuhan tidak adil.

pretensi yang diharapkan dari kedua bentuk ujian tersebut, tidak lain adalah berusaha lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. dalam hal ini sangat diperlukan peningkatan kesadaran mengagama {Islam} dan keimanan yang tak mudah rapuh, serta sikap sabar, tawakal, tulus ikhlas menerima cobaan, yang pasti di dalamnya mengandung himah. mengapa demikian? Ingatlah bahwa Allah SWT tidak akan memberi beban cobaan apapun bentuknya kepada manusia manakala beban cobaan itu tak mampu dipikul. oleh manusia itu sendiri. inilah sekilah kajian mengenai pandangan hidup Islami.










tolong komentar nya kareng: penuh harap




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar